Home » , , » Pasar Barter, Alternatif Solusi Hiperinflasi

Pasar Barter, Alternatif Solusi Hiperinflasi

Written By Unknown on Thursday, 1 May 2014 | 10:05

Hiruk pikuk kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sepanjang sejarah negeri ini telah menimbulkan gejolak di masyarakat. Hal ini terus berulang setiap kali pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM karena otomatis akan menimbulkan inflasi atau kenaikan harga-harga mayoritas produk barang ataupun jasa, terutama bahan-bahan pangan yang termasuk sembilan bahan pokok (sembako).

Pasar barter Wulandoni (Foto ataplaut.wordpress.com)

Namun ternyata di sebahagian wilayah negeri ini, masih ada daerah yang tidak terpengaruh dengan kenaikan harga BBM bagi kehidupan masyarakatnya. Ya salah satunya adalah sebuah pasar barter, di desa Wulandoni, kecamatan Wulandoni, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak mengalami kenaikan harga karena menggunakan prinsip barter antar komoditas pangan tanpa uang fiat rupiah. Tentu sudah menjadi hal yang umum bahwa sistem uang fiat yang digunakan seluruh negara-negara modern di dunia ini  telah mengalami depresiasi (penurunan nilai mata uang) yang begitu akut lewat krisis moneter yang bergulir di antara negara-negara tersebut karena sistem uang fiat yang berbasis perbankan ribawi.

Berikut ini sekilas kisah dari pasar tersebut. Fauziah, 50, warga Desa Lebala, kecamatan Wulandoni. Warga pesisir ini pergi ke pasar Barter bermodalkan ikan sembilan kering, kapur sirih dan gula pasir. Fauziah berniat menukarkan barang bawaannya itu dengan beras jagung, jagung bulir, ubi kayu dan sayur-sayuran dari pedalaman.

"Barang bawaan Saya ini mau tukar ubi kayu, beras jagung, bulir jagung, pisang dan ubi kayu. Jika ditukarkan, biasanya satu baskom, saya bisa bawa pulang dua karung berisi bulir jagung, pisang dan ubi kayu serta sayur-mayur, bisa untuk makan selama 1 bulan. Kami mampu bertahan karena tukar-menukar barang ini tanpa uang,"; ujar Fauziah.[1]

Dari kisah di pasar Wulandoni tersebut, dapat kita ambil pelajaran bahwa pada hakekatnya perbandingan harga antar komoditas cenderung relatif tetap, kecuali ada perubahan yang signifikan antara besarnya permintaan dan penawaran di pasar, di mana hal ini merupakan suatu kondisi yang alamiah.

Ilustrasi inflasi (original-republican.com)

Barter Antar Negara

Siapa bilang sistem barter antar barang komoditas adalah sistem pembayaran kuno dan sulit atau tidak relevan diterapkan saat ini. Bahkan di era sistem uang fiat yang semakin terpuruk ini, sistem barter adalah sebuah model transaksi yang cukup adil karena tukar menukar barang yang memiliki nilai riil atau intrinsik. Hal ini tentu sesuai dengan sifat alamiah manusia.

Penjualan pesawat CN-235 yang dibayar dengan beras ketan[2], atau barter pesawat tempur Sukhoi dan helikopter Rusia dengan CPO dengan komoditas pertanian lain Indonesia,[3] adalah beberapa contoh kecil bahwa barter antar komoditas adalah suatu yang alamiah dalam kehidupan manusia. Bahkan sebenarnya yang terjadi dalam pembayaran dengan sistem uang fiat ini adalah barter komoditas yang bernilai riil dengan selembar kertas hampa atau byte di layar komputer yang nilainya maya dan bisa hilang nilainya sewaktu-waktu karena hiperinflasi dalam waktu singkat.

Jadi kembali melakukan transaksi pembayaran dengan sistem barter komoditas ataupun pembayaran dengan uang yang menggunakan komoditas seperti emas dan perak --dimana nilai yang terkandung dari logam mulia tersebut dinilai dari beratnya, bukan angka yang tertera seperti uang kertas-- adalah salah satu alternatif solusi menghadapi inflasi yang terus menerus atau hiperinflasi di masyarakat modern sekarang ini

Di bawah ini adalah cuplikan video tentang pasar barter Wulandoni yang diceritakan di awal tulisan ini.


Catatan:
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HotSpot Murah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger