Sudah lebih dari satu dekade penggunaan akses internet hasil swadaya masyarakat yang dikenal dengan rt/rw.net di Indonesia sudah berjalan dan mampu bertahan, sebagai solusi kreatif untuk mendapatkan akses internet murah yang relatif cepat dan stabil di pemukiman, walaupun komunitas rt/rw.net ini tidak mendapat dukungan penuh regulator (pemerintah). Mulai dari penggunaan teknologi kabel LAN untuk menyambung ke rumah-rumah warga hingga saat ini yang sudah menggunakan teknologi nirkabel LAN atau WiFi 2,4 Ghz dan 5,8 Ghz yang memperluas sebaran akses internet rt/rw.net.
Tidak seperti usaha warnet yang belakangan mulai redup-kecuali sebahagian warnet "game online" -ternyata usaha rt/rw.net ini masih memberi secercah harapan ke depan sebagai pelopor akses internet cepat sekaligus murah untuk masyarakat di Indonesia. Kenapa penulis begitu yakin? Padahal saat ini sudah banyak perusahaan provider internet atau ISP di tanah air yang mampu memberikan akses internet cepat via jaringan mobile broadband seluler 3G/4G serta via jaringan kabel serat optik (fiber optic) di mana mereka juga memberikan harga berlangganan yang relatif murah untuk akses internet kecepatan tinggi.
Menurut hasil pengamatan penulis, paling tidak ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenapa akses rt/rw.net masih bertahan di Indonesia sebagai alternatif akses internet broadband untuk masyarakat.
Jika melihat sebagian besar faktor di atas, hambatan terbesar dari perusahaan-perusahaan provider besar untuk mewujudkan akses internet yang cepat dan murah adalah besarnya biaya untuk menggelar infrastruktur terutama jaringan kabel serat optik yang memerlukan ijin operasional ke beberapa pihak yang berwenang untuk menggelar jaringan kabel ke pemukiman penduduk, serta sering pula terjadi di wilayah-wilayah pemukiman tertentu permintaan untuk kompensasi yang dituntut kepada pihak provider internet. Hal tentu menjadi pertimbangan tersendiri, sehingga provider besar akan menghitung ulang perhitungan bisnisnya apakah akan menguntungkan atau tidak.
Itulah mengapa perusahaan ISP memprioritaskan wilayah perkotaan dan pemukiman kelas menengah ke atas untuk menggelar jaringan internet broadband. Tidaklah heran hingga saat ini masih banyak wilayah-wilayah blank spot yang tidak terjangkau akses internet broadband perusahaan ISP besar, walaupun masih dalam wilayah urban, maupun sub urban seperti daerah pinggiran kota.
Oleh karena itu peluang masyarakat untuk menggelar jaringan akses internet mandiri lewat rt/rw.net masih cukup besar khususnya di wilayah sub urban ataupun blank spot seperti perumahan-perumahan baru ataupun pemukiman biasa di antara wilayah perumahan kelas menengah atas. Bisa juga seperti komplek rumah kos atau kontrak, maupun perumahan mini cluster yang sekarang mulai banyak dibangun, yang biasanya hanya terdiri dari beberapa baris rumah. Walaupun bisa jadi layanan internet seluler mobile broadband sudah bisa diterima di kawasan tersebut, tapi penggunaan mobile broadband itu cenderung banyak diakses lewat gadget atau ponsel pintar yang dipakai saat bepergian dan dibatasi oleh kuota internet sehingga tidak bisa menggantikan layanan fixed broadband yang cenderung lebih stabil dan tidak terbatas kuota internet (unlimited) sehingga lebih baik untuk pemakaian sehari-hari di tempat tinggal atau kerja.
Tempat-tempat seperti inilah yang cocok di pasang pemancar Hotspot WiFi untuk usaha rt/rw.net. Walaupun tidak menutup kemungkinan akses internet rt/rw.net juga merupakan alternatif pilihan masyarakat perumahan kelas menengah atas yang sudah menggunakan akses internet ke ISP besar tapi memiliki kebutuhan tertentu atau tidak puas dengan pelayanan perusahaan ISP besar. Dari pengalaman kami selama ini hal tersebut adalah wajar terjadi.
Jadi untuk beberapa tahun ke depan, bahkan mungkin dalam satu hingga dua dekade ke depan infrastruktur jaringan swadaya rt/rw.net masih bertahan dengan model gotong-royong swadaya komunitas maupun sebagai reseler koneksi internet dari perusahaan ISP besar seperti halnya usaha warnet sebagai pelopor penetrasi akses internet ke pelosok-pelosok negeri Nusantara ini.
Menurut hasil pengamatan penulis, paling tidak ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenapa akses rt/rw.net masih bertahan di Indonesia sebagai alternatif akses internet broadband untuk masyarakat.
- Wilayah Indonesia yang cukup luas, sehingga perusahaan-perusahaan ISP besarpun kesulitan untuk bisa menjangkau keseluruhan wilayah, khususnya daerah-daerah pedesaan karena membutuhkan sumber daya yang relatif besar.
- Provider internet seluler yang menyediakan layanan mobile broadband saat ini sudah dalam kondisi yang dibilang stagnan karena permintaan akses bandwidth internet dari pelanggan yang terus bertambah besar sedangkan kemampuan infrastruktur BTS yang terbatas sehingga menyebabkan akses internet menjadi lambat khususnya di jam-jam sibuk.
- Akses internet seluler mobile broadband saat ini belum bisa bahkan tidak bisa menggantikan akses internet fixed broadband seperti jaringan serat optik maupun WiFi yang secara alamiah teknologi fixed broadband cenderung memiliki kemampuan kapasitas bandwidth lebih besar (transfer data lebih cepat) atau selangkah di depan. Artinya teknologi mobile dan fixed broadband tidak bisa saling menggantikan tetapi saling melengkapi kekurangan satu sama lain.
- Jaringan fixed broadband seperti kabel serat optik yang digelar provider internet hingga ke pemukiman pelanggan masih berkutat di kota-kota besar, terutama di wilayah bisnis maupun pemukiman kalangan menengah atas yang mana perkembangan jaringannya juga relatif lambat.
- Titik-titik hotspot WiFi yang diharapkan membantu provider seluler mengatasi permintaan akses internet yang besar dari pelanggan hanya tersedia di tempat-tempat umum di pusat keramaian dengan jangkauan yang tidak terlalu jauh, hanya untuk pengguna sekitar radius beberapa puluh meter dari titik hotspot WiFi.
- Faktor yang tidak kalah penting juga tentu adalah pelayanan ke pelanggan, salah satu kelemahan perusahaan ISP besar adalah birokrasi yang cenderung kaku ketika berhadapan dengan keluhan pelanggan, sehingga bagi sebahagian pelanggan merasa tidak nyaman berlangganan.
perumahan mini cluster |
Itulah mengapa perusahaan ISP memprioritaskan wilayah perkotaan dan pemukiman kelas menengah ke atas untuk menggelar jaringan internet broadband. Tidaklah heran hingga saat ini masih banyak wilayah-wilayah blank spot yang tidak terjangkau akses internet broadband perusahaan ISP besar, walaupun masih dalam wilayah urban, maupun sub urban seperti daerah pinggiran kota.
Oleh karena itu peluang masyarakat untuk menggelar jaringan akses internet mandiri lewat rt/rw.net masih cukup besar khususnya di wilayah sub urban ataupun blank spot seperti perumahan-perumahan baru ataupun pemukiman biasa di antara wilayah perumahan kelas menengah atas. Bisa juga seperti komplek rumah kos atau kontrak, maupun perumahan mini cluster yang sekarang mulai banyak dibangun, yang biasanya hanya terdiri dari beberapa baris rumah. Walaupun bisa jadi layanan internet seluler mobile broadband sudah bisa diterima di kawasan tersebut, tapi penggunaan mobile broadband itu cenderung banyak diakses lewat gadget atau ponsel pintar yang dipakai saat bepergian dan dibatasi oleh kuota internet sehingga tidak bisa menggantikan layanan fixed broadband yang cenderung lebih stabil dan tidak terbatas kuota internet (unlimited) sehingga lebih baik untuk pemakaian sehari-hari di tempat tinggal atau kerja.
Tempat-tempat seperti inilah yang cocok di pasang pemancar Hotspot WiFi untuk usaha rt/rw.net. Walaupun tidak menutup kemungkinan akses internet rt/rw.net juga merupakan alternatif pilihan masyarakat perumahan kelas menengah atas yang sudah menggunakan akses internet ke ISP besar tapi memiliki kebutuhan tertentu atau tidak puas dengan pelayanan perusahaan ISP besar. Dari pengalaman kami selama ini hal tersebut adalah wajar terjadi.
Jadi untuk beberapa tahun ke depan, bahkan mungkin dalam satu hingga dua dekade ke depan infrastruktur jaringan swadaya rt/rw.net masih bertahan dengan model gotong-royong swadaya komunitas maupun sebagai reseler koneksi internet dari perusahaan ISP besar seperti halnya usaha warnet sebagai pelopor penetrasi akses internet ke pelosok-pelosok negeri Nusantara ini.
Post a Comment