Home » » Misteri Sang Saka Merah Putih Di Nusantara

Misteri Sang Saka Merah Putih Di Nusantara

Written By Unknown on Monday 10 February 2014 | 17:31

MISTERI BENDERA MERAH PUTIH
Oleh: Sufyan al Jawi. (Numismatik Indonesia)

Bila anda pernah nonton film dokumenter Pengusiran Tentara Amerika di Saigon (kini; Ho Chi Minh). Ada suatu peristiwa yang unik; tank-tank Vietnam Utara, berbendera Merah Putih, merangsek menyerbu pertahanan militer AS dengan gagah berani. 


Bahkan di Museum Perang Vietnam, bendera Merah Putih terpajang di ruang pameran benda-benda bersejarah negeri itu. Memang, dulu gara-gara peran Indonesia, Vietnam akhirnya mampu mengusir AS!

Setelah ditelusuri, ternyata Pataka Dwi Warna (Merah Putih) telah dikenal oleh rakyat pribumi Vietnam (Bangsa Champa), yg memang terkait dgn Imperium Nusantara - Majapahit.

Hingga kini belum ada Sejarawan yang mampu mengungkap Misteri Bendera Merah Putih dengan benar. Meskipun ada yg menduga bahwa Pataka ini sudah digunakan sejak zaman Singhasari.

Yang jelas, Raden Wijaya - Pendiri Majapahit, telah menggunakan Bendera Merah Putih (Seperti saat ini. Bukan seperti ilustrasi "bodoh" pada gambar kartun di Wikipedia, loh?), tatkala Majapahit mengusir Belasan ribu sisa-sisa tentara Mongol - Kubilai Khan, pd 1293. Dengan kekalahan telak Mongol terhadap Jawa, maka Kerajaan Mongol runtuh seketika. Bahkan raja-rajanya pontang-panting diuber-uber rakyat China.

Ketika Belanda menguasai negeri kita, sebagian besar rakyat Nusantara tetap setia pada Pataka Merah Putih, meski dalam wujud yg berbeda. Misalnya; Bubur Merah Bubur Putih, Lilitan bendera Merah Putih pada tiang atap rumah/bangunan saat pendiriannya, Gula-Kelapa (Merah Putih) dan sebagainya.

Itulah kenapa gerakan kebangsaan di negeri kita, dulu menggunakan bendera Merah Putih sebagai simbol aspirasi politik.

Nah ini dia Seputar Kisah Pataka Merah Putih:

Usai Euforia Kemerdekaan RI, Soekarno bergegas meruwat Pataka Merah Putih di Situs Majapahit, tepatnya di Desa Panggih, Trowulan.

Begitu pula saat Soeharto menjadi Presiden RI, menggantikan Soekarno, juga bergegas meruwat Pataka Merah Putih di Situs Majapahit, tepatnya di Siti Hinggil, Desa Bejinjong, Trowulan.

Eh, Jum'at kemarin (3/1/2014) Pres SBY menjelang karir presiden-nya, mengujungi Situs Majapahit (kemana aja selama ini?  )

Sebenarnya Apa sih Misteri Bendera Merah Putih?

Puak Melayu tak asing dengan Bendera Merah Putih, warisan Imperium Nusantara - Majapahit. Lihat saja bendera Merah Putih dengan Duabelas Bintang sebelum Kemerdekaan Malaysia, juga Bendera "Sang Saka Rakyat Kemerdekaan Malaya" yang berupa; Merah Putih dengan Bulan Sabit dan Bintang Fajar (lambang Malaysia). 

Akhirnya Malaysia memilih bendera umbul-umbul Majapahit yang mirip dengan bendera Amerika Serikat. Namun keberadaan bendera yang mirip dengan Bendera AS, menjadi masalah saat misi perdamaian pada Pemilu di Afghanistan, 2004-2005. Mereka diminta untuk tidak menggunakan bendera Malaysia itu, karena kuatir menjadi serangan yang salah sasaran bagi mujahidin-mujahidin di sana.  

Merah Putih nampak pada Bendera Negara Malaka, dan juga pada bendera-bendera partai pribumi, seperti; UMNO "Sang Saka Bangsa" (merah putih dengan keris hijau ditengah bulatan kuning), PAS (bendera PAS lama; merah putih dengan bulatan hijau), PBB - Parti Bumiputera Bersatu di Serawak, dan sebagainya.


Juga dengan bendera Singapura - Merah Putih dengan Bulan Sabit dan Lima Bintang, yang diusung oleh Yusof bin Ishak, Yang Dipertuan Agung Singapura (1959-1965), dan Presiden Pertama Singapura (1965-1970). Yusof bin Ishak adalah keturunan Indonesia, ayahnya dari Minangkabau, dan ibunya dari Langkat, Sumatera Utara. 

Dalam buku Sejarah Singapura, Lee Kuan Yew, mantan Perdana Menteri 1959-1990, tak mampu menolak keinginan Masyarakat Singapura yang menghendaki Bendera Merah Putih sebagai Bendera Negara itu.

Tengok pula Bendera Merah Putih Republik Islam Patani Raya (merah putih dengan bulan sabit dan bintang pada dasar warna hijau), pimpinan Haji Sulong. Maupun Bendera Merah Putih PULO. 

Pada sebagian puak Melayu, Bendera Merah Putih, kadangkala ditambah dengan unsur warna Hitam, seperti di Sumatera Barat dan Bali. 

Sejak awal abad ke 19 (era 1800-an), di Kalimantan dan Sumatera Barat, diduga karena ada tekanan dari pihak Kolonial Belanda, maka Warna Putih pada Sang Pataka, harus diganti dengan warna Kuning. Padahal Warna Putih (Suci) maknanya lebih agung daripada Warna Kuning (Raja). Maka jadilah Sang Pataka Merah Kuning pada Masyarakat Adat Melayu - Dayak, dan Sang Pataka Merah Kuning Hitam pada Masyarakat Adat Minang. 

Begitu pula, Merah Putih nampak pada bendera-bendera pemberontak di Indonesia, seperti; DI/TII dan PRRI/Permesta. 

{Hasil riset tahun 1994-1996, tentang; "Penerbitan Uang Darurat Separatis Di Indonesia" < Judul ini dapat anda telusuri di Google. Seorang numismatis yang juga pengelola Majalah Arkeologi Indonesia, tanpa sepengetahuan saya - telah menulis ulang 3 buah naskah saya yang dahulu dimuat di Buletin PPKMU 1996. Namun karena beliau telah mencantumkan pula sumbernya, yaitu saya - Sofyan Sunaryo bin Samijan al Jawi, maka itu tidak apa-apa, karena merupakan bentuk tanggung jawab ilmiah.  }

Pada Suku Aborigin Marege di Tanah Arnhem, Darwin, Australia Utara, dan di Kayu Jawa, Australia Barat. Puak Melayu - Aborigin ini tidak mewujudkan Merah Putih sebagai bendera, tetapi justru menjadi perias wajah & tubuh mereka, saat perang atau upacara tertentu.

Sepeninggalan Imperium Majapahit, dan kemudian Kerajaan Gowa Tallo, Melayu - Aborigin ini tidak lagi mendapat perlindungan dari serangan musuhnya kelak (agresi Inggris di abad ke 19 - 20).

Bendera Merah Putih tidak dengan lugas dibahas oleh Mpu Prapanca dalam Nagarakrtagama. Hanya digubah samar-samar, seperti samar-samarnya Kisah Penyelamatan Prabu Jayanagara oleh Gajah Mada di Badander, seperti samar-samarnya kisah Perang Bubat. Mpu Prapanca hanya menggambarkan kisah seputar tamu-tamu negara bawahan, anggota imperium Majapahit yang tengah menghadiri pesta.

Sedangkan Lontar Kakawin Sutasoma, karya Mpu Tantular, menjelaskan filosofi Merah Putih yang kini populer, yaitu; Merah (Berani) karena Putih (Suci). Lontar kuno ini menjelaskan tentang Pangeran Sutasoma yang diculik oleh Manusia Raksasa sang Kanibal. Ia - dengan gagah Berani menghadapi si pemakan manusia ini, karena ia memiliki hati yang Suci. Dan seterusnya.

Dalam Lontar Sutasoma juga terdapat Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Wangrwa", yang juga populer - setidaknya di negara kita.

Sejak Gajah Mada dipecat (1358), Hayam Wuruk nyaris kehilangan keseimbangan dalam menjalankan pemerintahan Wilwatikta (Majapahit). Untuk itu Ibu Suri Tribhuwana Wijayatunggadewi meminta Mpu Tantular agar menulis kisah yang dapat menarik hati putranya - Hayam Wuruk yang tengah dilanda kesedihan akibat matinya Dyah Pitaloka (kekasihnya) pada Peristiwa Perang Bubat. Maka digubahlah; Sutasoma.

Kita kembali ke kisah Bendera Merah Putih..

Setelah ditelusuri ternyata simbol Merah Putih sudah ada, jauh sebelum adanya Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Kadiri. Bahkan juga sudah ada pada zaman Kahuripan Airlangga. Sebab di Kerajaan Airlangga itu, penduduk yang beragama Islam sudah ada sejak abad ke 10. Yaitu keluarga Lor di Leran, Gresik.

Ini berarti, bendera Merah Putih kita lebih tua ratusan tahun umurnya daripada bendera Merah Putih-nya Monaco, atau bendera Putih Merah-nya Polandia.

Ada yang berteori bahwa Merah Putih adalah Simbol Warna yang terjadi pada saat Perang Uhud (tahun 625 M). Saat itu, Beberapa orang Sahabat yang telah baiat untuk melindungi Rasulullah SAW dengan jiwa raganya, mengenakan pita atau bendera Merah. Sedangkan mereka menggunakan pakaian putih-putih. Dalam Islam, bendera terdiri dalam dua warna, yaitu bendera Hitam dan bendera Putih. Menurut saya, teori ini kurang tepat.

Tetapi teori yang lebih kuat menjelaskan, bahwa Simbol Merah Putih sudah ada sejak zaman pra-sejarah Nusantara. Yaitu adanya keterkaitan dengan agama purba Nusantara.

Beberapa waktu yang lalu, Situs Makam Manusia Nusantara di sebuah Goa di pedalaman Gayo, Aceh, yang berusia ribuan tahun telah dieskavasi. Dan beberapa kali ditayangkan di MetroTV - dalam ekspedisi Ring of Fire. Di situs itu terungkap tentang Semua Jenazah Purba, yang dikubur dalam posisi seperti Janin dalam Kandungan ibunya.

Filosofinya; Manusia berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, ia dilahirkan ke dunia dalam keadaan Merah, harus berani menempuh liku kehidupan dengan niat yang Putih. Sebab, ia akan harus mati dalam keadaan Putih (Suci) agar dapat menemui Tuhan-nya di akhirat kelak. Ini ribuan tahun lebih tua sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia.

Lalu saya teringat Firman Allah SWT; "Hai Orang-orang beriman. Bertaqwa-lah kamu kepada Allah dengan sebenar2nya taqwa. Dan Janganlah sekali-kali kamu mati, kecuali dalam keadaan Islam (Selamat, Suci)"

Inilah misteri bendera Merah Putih, yang merupakan watak asli Bangsa Nusantara.
[tulisan diedit seperlunya-red]

Berikut ini adalah sedikit pendapat tokoh-tokoh di Malaysia seputar Sang Saka Merah Putih yang menjadi kontroversi di negeri jiran tersebut.


Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HotSpot Murah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger