Di tengah situasi politik dan ekonomi Indonesia yang serba galau, ada secercah berita yang membanggakan, tepatnya pada 31 Agustus 2012, galangan kapal PT. Lundin meluncurkan KRI Klewang 625 di perairan selat Bali – Banyuwangi, sebuah KCR (kapal cepat rudal)/ Fast Missile Patrol Vessel (FMPV) yang lain dari pada yang pernah dimiliki TNI AL, bahkan di Asia Tenggara sekalipun belum ada padanannya. Selain desain yang mengadopsi trimaran (tiga lunas), KRI Klewang juga mampu membetot perhatian khalayak, tak lain berkat desain yang super revolusioner.
Desain trimaran tentu sudah biasa, kita kerap melihatnya diadopsi pada jenis kapal pesiar mini, tapi Klewang tampil memukau lewat rancangan sisi haluan yang mirip sosok moncong ikan cucut, panjang dan terkesan runcing. Di pasaran kapal perang dunia, belum ada desain seperti ini. Tidak itu saja, kapal dengan panjang 63 meter ini punya struktur/rancang bangun yang ‘aneh,’ sekilas mirip dengan pesawat siluman F-117 Nighthawk. Tingkat akurasi geometris Klewang sangat tinggi dan benar-benar mengandalkan panel datar, sebab tidak adanya distorsi selama proses perakitan. Hal ini menjadikan KRI Klewang punya kemampuan stealth, radar kapal lawan diproyeksi akan kesulitan untuk mendeteksi keberadaan kapal ini.
KRI Klewang sesaat setelah diluncurkan ke perairan |
Unsur suara yang rendah menjadikan kapal ini ideal untuk misi infiltrasi, ditambah lagi KRI Klewang punya kecepatan hingga 30 knot (sekitar 55Km/jam). Bahkan kapal canggih buatan PT. Lundin Industry Invest ( North Sea Boats ) ini dibekali dok pada sisi buritan untuk peluncuran kapal cepat jenis Rigid Hull Inflatable Boats ukuran 11 meter, perahu karet dengan kecepatan tinggi. Jenis kapal ini biasa digunakan oleh Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL untuk misi anti teroris, kecepatan kapal ini bisa dikebut hingga 50 knot.
Karena serba canggih dan otomatis, KRI Klewang tak butuh banyak awak, ruang akomodasi disediakan untuk 29 orang kru kapal pada tiga lantai dek (termasuk anjungan kapal dan ruang kendali).
Senjata
Jenis kapal perang yang mengusung desain stealth umumnya tak memiliki banyak ragam senjata. Meski demikian, karena semuanya serba canggih dan terkomputerisasi, akurasi tembakan bisa lebih tajam. Dalam siaran pers, PT. Lundin menyebut kapal ini dapat dipasangkan jenis rudal anti kapal C-705, RBS-15, Penguin, dan Exocet MM-40. Tapi dalam beberapa pemberitaan disebut TNI AL akan mengadopsi rudal C-705 buatan Cina untuk KRI Klewang. Hal ini juga terkait dengan latar belakang kerjasama pengembangan dan produksi rudal C-705 di Indonesia. KRI Klewang sendiri dapat membawa 4 tabung rudal C-705 tanpa kemampuan reload. Berbeda dengan penempatan tabung rudal di kapal perang TNI AL lainnya, tabung rudal di KRI Klewang posisinya terlindung di dalam body kapal.
Tentu secanggih-canggihnya kapal perang tak bisa melupakan keberadaan kanon, dan KRI Klewang telah mempersiapkan dudukan kanon CIWS (close in weapon system) pada sisi atas dek anjungan. Kalibernya bisa dipilih antara 40 hingga 57mm. Untuk merek kanon nampaknya belum ditentukan oleh TNI AL, dan dalam uji coba tidak terlihat kanon dipasang. Nantinya seluruh kendali sistem senjata, baik rudal dan kanon terpusat di PIT (pusat informasi tempur). Untuk sistem kendali persenjataan, KRI Klewang bakal menggunakan teknologi CSIC dan CPMIEC dari Cina.
Sebagai kapal perang berkemampuan stealth, seluruh sensor dan instrumen navigasi tidak dibiarkan terbuka, melainkan semua terpusat di bagian paling atas dari dek, hal ini tentunya akan menambah stabilitas kapal. Sayanngnya bila melihat spesifikasi persenjataan, KRI Klewang nanpaknya tidak dipersiapkan untuk misi anti kapal selam.
Desain Trimaran
Galangan Lundin diketahui telah punya portfolio dalam memproduksi kapal berdesain trimaran, termasuk untuk pasar ekspor. Khusus untuk desain trimaran pada KRI Klewang, Lundin pun cukup cerdik dari sisi komersial, selain menawarkan konsep dalam wujud kapal perang. Desain trimaran 63 meter ini juga dibuat dalam variasi OPV (Offshore Patrol Vessels) – kapal patroli lepas pantai yang dibekali dek untuk helikopter. Ada lagi desain untuk SAR (search and recscue) yang juga dilengkapi dek helikopter ringan.
Desain trimaran memang punya banyak keunggulan, mulai diperkenalkan di dunia sejak 30 tahun lalu. Desain trimaran punya stabilitas yang lebih baik ketimbang kapal konvensional. Desainnya juga cocok untuk melaju dengan kecepatan tinggi namun tetap memperhatikan sisi kenyamanan. Khusus untuk KRI Klewang, desain trimaran mampu menghadapi gelombang setinggi 6 meter. Bagian bawah garis air telah dioptimalkan untuk dapat mencapai kecepatan jelajah yang cukup jauh, termasuk cocok melaju di perairan dangkal. Kapal ini dapat menjelajah hingga jarak 2.000 nautical mile.
Untuk dapur pacunya, KRI Klewang menggunakan 4 mesin diesel MAN V 12 dan waterjet MJP 550 yang mana terletak di lunas tengah dan juga di masing lunas kiri dan kanan guna menghasilkan tenaga pendorong yang maksimum dan kemampuan bermanuver yang baik. Kapal perang seharga Rp114 milyar (belum termasuk senjata dan sistemya) ini rencananya baru akan masuk masa uji coba, diharapkan KRI Klewang dapat benar-benar masuk ke jajaran armada TNI AL, khususnya Armada Timur (Armatim) pada tahun 2013 mendatang.
Senang rasanya mendengar kehadiran alutsista sekelas KRI Klewang, inilah alutsista produksi Dalam Negeri yang benar-benar mampu menghadirkan efek getar sesungguhnya di kawasan. Maju terus industri pertahanan Dalam Negeri dan Jalesveva Jayamahe. (Haryo Adjie Nogo Seno)
Spesifikasi KRI Klewang 625 :
Produksi : PT. Lundin Industry Invest ( North Sea Boats )
Panjang keseluruhan : 63 meter
Panjang garis air : 61 meter
Beam overall : 16 meter
Water draft : 1,2 meter
Kecepatan max : 30 – 35 knot
Kapasitas BBM : 50.000 liter
Mesin : 4x diesel MAN V 12
Awak : 29
Produksi : PT. Lundin Industry Invest ( North Sea Boats )
Panjang keseluruhan : 63 meter
Panjang garis air : 61 meter
Beam overall : 16 meter
Water draft : 1,2 meter
Kecepatan max : 30 – 35 knot
Kapasitas BBM : 50.000 liter
Mesin : 4x diesel MAN V 12
Awak : 29
Post a Comment