Home » » Permasalahan Program KOMINFO PLIK-MPLIK Serta Alternatif Solusinya

Permasalahan Program KOMINFO PLIK-MPLIK Serta Alternatif Solusinya

Written By Unknown on Tuesday 26 March 2013 | 19:15

Mobil PLIK
Masih hangat beberapa hari lalu, isu seputar permasalahan program PLIK dan MPLIK yang merupakan program pemerintah di bawah KOMINFO. Program ini sekarang menjadi isu hangat di DPR karena di sinyalir banyak kasus penyimpangan program ini, dimana program PLIK dan MPLIK ini minta dihentikan sementara waktu, sehingga proses perbaikan berjalan.

Tulisan kali ini, membahas singkat kasus program KOMINFO yaitu PLIK dan MPLIK beserta alternatif solusinya dari kami sebagai bagian dari komunitas internet di Indonesia.

Program PLIK adalah singkatan dari Pusat Layanan Internet Kecamatan, sedangkan MPLIK adalah Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan. Bahasa sehari-hari di masyarakat Indonesia lebih dikenal dengan istilah warnet untuk PLIK dan mobil warnet untuk MPLIK. Warnet PLIK dan mobil warnet MPLIK didanai KOMINFO dalam model sewa jasa kepada operator pengelola PLIK dan MPLIK, yang dijalankan oleh perusahaan pemenang tender. Biasanya perusahaan pengelola sekaligus penyedia infrastruktur PLIK dan MPLIK adalah para pemain kakap industri internet di Indonesia.

Tujuan proyek KOMINFO PLIK dan MPLIK sebenarnya bagus untuk menyebar pemerataan broadband internet sampai ke desa-desa terpencil. Namun dalam praktek implementasi di lapangan, muncul permasalahan di proyek PLIK dan MPLIK dari laporan di sebagian daerah, contoh di wilayah Bima-NTT, Pontianak-Kalimantan Barat, Banjarmasin-Kalimantan Selatan menurut laporan perorangan di komunitas seperti blogger, milis dan lainnya. Selain itu laporan juga berasal dari hasil kunjungan anggota DPR ke beberapa daerah.

Program bagus pemerintah seperti PLIK dan MPLIK ini sudah seakan menjadi tradisi atau lagu lama proyek pemerintah yang bisa menjadi proyek kacau jika sudah implementasi di lapangan karena lemahnya pengawasan dan koordinasi di daerah. Beritanya juga bisa dilihat juga di media-media online nasional, salah satunya ulasan khusus di majalah ICT tentang kisruh proyek PLIK dan MPLIK.

Menurut hemat kami, salah satu saran solusi alternatif, yaitu berikan otonomi ke masyarakat, terutama di daerah untuk membangun infrastruktur internet sendiri untuk berbagi, jangan hanya tersentralisasi ke perusahaan besar saja untuk memberikan koneksi hingga ke end user. Berikan masing-masing tugas kepada berbagai pihak sesuai porsinya, berbagi modal kerja atau bergotong-royong di masyarakat agar kerja menjadi ringan. Contohnya adalah implementasi teknologi internet hotspot yang berhasil di desa Melung di kaki gunung Slamet, Banyumas Jawa Tengah.

Sebenarnya sejak lama komunitas warnet dan rt/rw.net sudah lebih dulu berhasil membangun infrastruktur internet murah dengan modal swadaya di Indonesia. Rt/Rw.net itu infrastruktur berbagi koneksi internet swadaya dengan area lokal yang terbatas lingkungan rt/rw dan sekitarnya. Latar belakang kali pertama munculnya rt/rw.net adalah untuk solusi masalah klasik provider internet besar untuk kebutuhan internet personal, seperti koneksi internet lambat, putus-putus dan juga mahal. Sayangnya ada saja kasus sweeping khususnya bagi rt/rw.net karena bisa dianggap provider internet atau ISP ilegal. Karena sebenarnya yang boleh mendirikan jasa internet legal adalah operator telekomunikasi atau perusahaan ISP berbadan hukum dengan pengajuan ijin menteri terlebih dahulu, yang tentu saja menyulitkan bagi pemain atau pengusaha pemula bermodal kecil maupun komunitas kecil. Padahal secara teknologi, dimungkinan menggunakan peralatan yang relatif murah untuk memulai sebuah bisnis jasa internet atau ISP ini.

Regulator seharusnya melihat potensi besar ini, dengan membina, mempermudah ijin untuk warnet dan rt/rw.net karena bisa mendukung program pemerintah seperti menjadi penambal kekurangan program PLIK dan MPLIK ini, sehingga bisa menjadi sinergi yang baik. Usulan dari komunitas juga pernah disampaikan kepada regulator bagi kemudahan ijin ISP namun belum ada kabar perubahan besar hingga tulisan ini ditulis. Mungkin pemerintah masih memandang sebelah mata ISP mikro ini? Apa cara pandangnya masih kapitalistik cenderung kepada para pemodal besar? Di Amerika Serikat saja pemain skala mikro bisa mendirikan perusahaan telekomunikasi dan ISP untuk menyebar jaringan telekomunikasi dan internet di daerah kota kecil dan pedesaan. Perusahaan-perusahaan kecil ini tergabung dalam sebuah asosiasi perusahaan telekomunikasi independen, berskala kecil, berbasis komunitas, yaitu NTCA (National Telecommunications Cooperative Association).

Oleh karena kondisi ini, kami Paguyuban Hotspot Murah memiliki mimpi membangun perusahaan ISP yang berbasis komunitas. Jika perusahan ISP berbasis komunitas ini belum terealisasi sekarang, semoga berhasil dilanjutkan generasi berikutnya. Sebuah perusahaan Open ISP berbasis komunitas, bergotong-royong, dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat! Amiin...

Sumber-sumber tulisan  diatas dikolaborasi dari kumpulan tweet di chirpstory.com/li/62345
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HotSpot Murah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger