Batu Empedu ternyata Juga Menyerang Remaja Obesitas

KBRN, Jakarta : Remaja yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas cenderung lebih mungkin juga mengindap penyakit batu empedu. Sebuah penelitian mengungkapkan hal itu.

Batu empedu adalah penyakit yang biasanya menyerang orang dewasa, Namun penelitian menemukan, penyakit itu juga menyerang anak-anak yang memiliki masalah dengan berat badan berlebih, demikian dilansir dari The Telegraph.

Para dokter yang terlibat dalam penelitian menemukan, remaja dengan obesitas lebih mungkin diserang batu empedu sampai delapan kali ketimbang remaja tanpa obesitas.

Tentu saja ini tren yang sangat mengkhawatirkan karena biasanya kasus batu empedu hanya ditemukan pada mereka yang sudah berumur dewasa.

Para akademisi Amerika, dari perusahaan asuransi swasta Kaiser Permanente, melihat kasus batu empedu di lebih dari 500.000 anak California yang berusia 10-19. Mereka menemukan gadis yang sangat gemuk adalah delapan kali lebih mungkin dibandingkanmereka yang berbadan normal, didiagnosis memiliki batu empedu. Mereka yang hanya obesitas berada pada risiko enam kali lipat lebih besar.Namun angka yang rendah ditemukan pada anak laki-laki.

Anak-anak yang kelebihan berat badan, tapi tidak obesitas, juga memiliki insiden lebih tinggi dari batu empedu. Di antara anak laki-laki, kelebihan berat badan meningkatkan risiko sebesar hampir 50%, sementara itu hampir tiga kali lipat risiko pada anak perempuan.

Empat dari lima batu empedu disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol yang luar biasa dalam kandung empedu, menurut situs NHS Choices. Ini kelebihan kolesterol "secara bertahap membeku untuk membentuk batu".

Sebagian kecil disebabkan oleh tingginya tingkat bilirubin - dipecah sel darah merah.Mereka bisa sebesar bola golf, walaupun sebagian besar masih jauh lebih kecil. Gejalanya bisa berupa nyeri perut berulang dan mual. Mereka dapat memblokir bagian dari empedu ke dalam usus, yang dapat menyebabkan kerusakan parah atau infeksi pada kandung empedu, hati, atau pankreas. Jika tidak diobati, kondisi dapat berakibat fatal. (Heri.F/The Telegraph)

Sumber