Home » » Internet Broadband Lelet, Saatnya Masyarakat Beraksi!

Internet Broadband Lelet, Saatnya Masyarakat Beraksi!

Written By Unknown on Monday, 5 November 2012 | 07:00

Lonjakan trafik data internet di Indonesia beberapa tahun belakangan ini melonjak drastis, di satu sisi hal ini merupakan hal yang menggembirakan karena masyarakat sudah makin banyak yang 'melek' internet. Namun di sisi lain lonjakan pengguna internet ini kurang mampu diikuti oleh perkembangan infrastruktur yang memadai dari provider internet besar untuk menyalurkan bandwidth broadband internet yang cukup besar, akibatnya koneksi internet cenderung lambat.[1] Bahkan menurut laporan Akamai, Indonesia termasuk negara yang koneksi internetnya lambat di Asia.[2]

Salah satu sebabnya menurut Chairman Mastel (Masyarakat Telekomunikasi) Setyanto P Santosa adalah bahwa "Sekitar 95 persen koneksi internet di Tanah Air masih memakai koneksi wireless, sisanya memakai kabel. Indonesia itu salah kaprah." Menurutnya, teknologi wireless itu didesain untuk low traffic. Namun, di Indonesia, koneksi itu malah digunakan untuk traffic tinggi. Akibatnya, koneksi internet di Indonesia terkesan lambat.[3]

Dari pandangan di atas dapat dimaklumi, karena memang pengguna koneksi internet terutama untuk pemakaian personal saat ini di Indonesia sebagian besar diakses melalui koneksi teknologi seluler 3G/3.5G. Dimana kemampuan tiap BTS seluler 3G/3.5G ini untuk menyalurkan bandwidth internet ke pelanggan terbatas hanya beberapa megabit atau puluhan megabit per detik, di mana tiap BTS tersebut mungkin harus melayani puluhan atau bahkan ratusan pelanggan dalam satu waktu, sehingga akibatnya terjadi bottleneck di tiap BTS 3G/3.5G walaupun bandwidth yang disalurkan tiap BTS tersebut mungkin sangat besar dari jalur backbone pusat operator.

Solusinya tentu bagi operator adalah menambah BTS-BTS baru supaya tidak terjadi bottleneck di tiap BTS, namun akibatnya operator harus menyediakan dana yang besar untuk membangun BTS-BTS baru ini untuk memperbesar jaringan. Namun menurut laporan hal ini juga tidak langsung menyelesaikan masalah, karena tidak ada revenue signifikan yang dihasilkan bagi operator[4]. Apalagi menurut pengamatan biaya akses internet mobile broadband di Indonesia dipromosikan sangat murah dibanding fixed broadband. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi di negara maju yang harga akses fixed broadband cenderung lebih murah dan unlimited dibanding mobile broadband yang biasanya lebih mahal dan memberlakukan kuota terbatas.

Solusi lain operator mulai memperkenalkan teknologi seamless 3G Offloads yaitu mengintegrasikan WiFi dengan jaringan seluler 3G/3.5G, operator membangun titik-titik hotspot WiFi yang biasanya dipasang di wilayah publik yang ramai dengan kapasitas bandwidth internet yang lebih besar dari 3G/3.5G. Jadi pelanggan yang menggunakan notebook atau smartphone maupun gadget lainnya yang berada di wilayah titik-tiik hotspot tersebut bisa langsung terkoneksi ke akses internet provider melalui WiFi. Model ini digunakan untuk efesiensi biaya investasi daripada harus membangun BTS baru 3G/3.5G yang lebih mahal.

Salah satu kekurangan model hotspot 3G Offloads tersebut adalah coveragenya yang pendek tidak seperti BTS seluler. Sehingga untuk pelanggan-pelanggan personal di lingkungan pemukiman tidak dapat merasakan kelebihan teknologi hotspot WiFi tersebut. Padahal banyak pelanggan seluler ini yang cenderung fixed dibanding mobile.

Kondisi ini mengakibatkan secara keseluruhan koneksi internet masih terasa lambat, tidak heran banyak pelanggan internet yang menumpahkan kekecewaannya di forum-forum diskusi, halaman resmi provider di sosial media, dan media lainnya. 

Melihat situasi dan kondisi ini sudah saatnya masyarakat ikut berperan serta membantu mengatasi masalah ini, jika ingin melihat kondisi ini berubah. Salah satunya adalah ikut membangun infrastruktur broadband internet swadaya di wilayah pemukiman masing-masing dengan model Hotspot atau Rt/Rw.net menggunakan teknologi WiFi. Sel-sel hotspot rt/rw.net yang terkonsentrasi di masing-masing wilayah pemukiman ini  bisa menghadirkan backbone internet broadband dengan fiber optik yang berkecepatan tinggi. Kemudian bandwidth broadband internet ini disebar ke rumah-rumah pelanggan  dari titik-titik hotspot tersebut dengan WiFi ataupun kabel jaringan.

Model hotspot rt/rw.net ini bisa berbentuk komunitas non profit maupun bisnis mini ISP (Penyedia Jasa Internet) dengan membentuk paguyuban-paguyuban kecil yang saling bersinergi antar sel-sel hotspot rt/rw.net untuk menghadirkan koneksi internet broadband yang cepat dan murah.



Dengan demikian solusi ini bisa mampu membantu mengatasi koneksi internet personal yang lambat karena hanya bergantung dari infrastrutur operator internet besar yang terbatas. Dimana nanti diharapkan jaringan backbone untuk fixed broadband diperluas hingga ke pemukiman penduduk dengan jalur backbone internet dedicated fiber optik atau fixed wireless (bukan seluler), yang dapat disebar kembali melalui titik-titik hotspot swadaya warga setempat. Sedangkan mobile broadband digunakan sebagai pelengkap ketika sedang berpergian.

sumber kutipan:

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HotSpot Murah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger