Home » » Balon Google, BTS Yang Melayang Di Angkasa Serta Alternatifnya

Balon Google, BTS Yang Melayang Di Angkasa Serta Alternatifnya

Written By Unknown on Sunday, 1 November 2015 | 09:06

Loon Project Google (cdn.ndtv.com)
Belakangan ramai dibicarakan di media-media khususnya lokal, bahwa proyek Balon Google atau dikenal dengan "Project Loon" akan segera melakukan ujicoba di tanah air mulai tahun 2016. Hal ini setelah terjadi kesepakatan bersama di mana beberapa perwakilan dari perusahaan operator di Indonesia seperti Telkomsel, Indosat dan XL Axiata didampingi pula oleh Menkominfo Rudiantara menyambangi kantor Google di Silicon Valley, Amerika Serikat pada tanggal 29 Oktober 2015, dengan tujuan untuk membantu realisasi penyebaran komunikasi dan internet ke seluruh pelosok tanah air, khusus di wilayah yang sulit terjangkau oleh jaringan infrastruktur operator seluler maupun penyedia jasa internet lainnya.

Respon di tanah air cukup beragam, pada umumnya menyambut positif, namun sebagian lagi dengan tambahan catatan -terutama beberapa aktivis IT- Seperti Onno Purbo yang mengeluarkan unek-uneknya mengenai sikap pemerintah terhadap proyek Balon Google yang dianggap lebih mendukungnya dibanding dengan teknologi OpenBTS yang beberapa tahun sebelumnya digembor-gemborkan menjadi salah satu solusi untuk penyebaran infrastruktur komunikasi dan data internet hingga ke seluruh pelosok Indonesia dengan biaya yang relatif lebih murah dibanding BTS operator konvensional.

Selain itu Asosiasi Penyelenggara Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) pun ikut bersuara bahwa mereka dapat mendukung penuh proyek balon Google dengan syarat bahwa anggota APJII dapat ikut serta dalam penyelenggaran balon ini tidak khusus hanya bagi segelintir operator besar saja, untuk memenuhi syarat teknologi netral.[1]

cara kerja VSAT (vsat-systems.com)
Cara Kerja Balon Google
Terlepas suara-suara di atas mari bersama kita lihat sebenarnya bagaimana Balon Google ini bekerja. Secara sederhana Balon Google ini bisa dibilang bekerja mirip satelit buatan yang berfungsi menyebar sinyal seperti stasiun televisi maupun data internet. Balon ini bekerja di stratosfer dengan ketinggian sekitar 20 km dari tanah. Teknologi Satelit atau Balon Google pada prinsipnya adalah seperangkat repeater yang berfungsi melanjutkan sinyal yang ditembak dari titik pemancar di Bumi, biasanya di titik pusat maupun titik cabang terakhir yang dimiliki perusahaan operator/stasiun televisi untuk menyebarkan ke pelanggan mereka hingga ke wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur kabel maupun BTS (Base Tranceiver Station) repeater konvensional. Sedangkan frekuensi yang dipancarkan balon Google bisa diatur untuk memancarkan teknologi radio 3G/4G di frekuensi 900 Mhz atau bisa frekuensi seperti 2.4 Ghz WiFi, 700 Mhz super WiFi, maupun frekuensi lainnya. Hal tersebut tergantung dari perangkat yang berfungsi sebagai repeater di balon Google tersebut.

Bagian utama balon Google tentu saja mesti ada sumber listrik, berupa baterai penyimpan yang mendapat daya dari panel surya untuk menyalakan perangkat elektronik lainnya. Bagian kedua adalah sistem pengendali otomatis balon untuk bisa bekerja dalam orbit atau titik yang ditentukan di mana balon ini bekerja dan juga sesuai jangka waktu yang ditentukan, juga untuk saling komunikasi dengan balon-balon yang lain seperti bekerja dalam mesh network. Dan bagian terakhir, tentu perangkat repeater untuk menerima dan menyebarkan kembali sinyal dari operator ke pelanggan berupa sinyal 3G/4G. Jadi secara sederhana satelit maupun balon Google ini berfungsi sebagai BTS repeater sebagaimana BTS konvensional yang digunakan operator seluler maupun Wireless ISP (Penyedia Jasa Internet) yang biasanya menggunakan teknologi WiFi nirkabel untuk menyebar koneksi internet ke pelanggan. Cara kerja sederhana ini bisa dilukiskan seperti gambar di bawah.

klik untuk memperbesar gambar (cnnindonesia.com)

Alternatif Selain Loon Project
Dari penjelasan di atas bagaimana cara kerja balon Google ini, yang mana balon ini berfungsi layaknya BTS repeater yang melayang-layang di angkasa, tidak heran suara dari penggiat OpenBTS meminta perlakuan yang sama agar memudahkan penyelenggaraan OpenBTS secara luas di tanah air. Bagaimana OpenBTS bekerja? Secara prinsip dia bisa bekerja sebagimana BTS konvensional milik operator bekerja, namun lebih sederhana dirakit dan tentu relatif lebih murah. Bahkan perangkat OpenBTS sendiri bisa dipasang jika memang diinginkan dalam balon tersebut. Intinya balon Google hanya berfungsi sebagai tempat meletakkan perangkat BTS di udara, yang tentu jika di darat, BTS memerlukan tempat berupa tower yang tinggi untuk menyebarkan sinyal ke pelanggan. Selengkapnya Anda bisa baca di artikel "Membangun OpenBTS" dan "OpenBTS Komersial".
Operator BTS Repeater

Wireless ISP Hotspot WiFi Repeater

Nah dari beberapa penjelasan di atas, teknologi wireless (tanpa kabel/nirkabel) yang digunakan untuk menyebarkan akses internet dan komunikasi ke pelanggan pada hakekatnya hanya media yang membawa data untuk menggantikan media kabel tembaga maupun kabel optik (cahaya) ke pelanggan. Media nirkabel maupun kabel tentu memiliki kelebihan masing-masing, sehingga media nirkabel seperti teknologi VSAT, 3G/4G, WiFi itu berfungsi sebagai komplemen jaringan internet yang saling melengkapi. Ciri dasar fixed kabel seperti kabel optik atau tembaga memiliki kelebihan kapasitas bandwidth yang besar serta gangguan interferensi yang minim, namun sangat sulit untuk instalasi di medan yang berat seperti pegunungan, hutan, laut dan sebagainya. Sebaliknya teknologi radio nirkabel memiliki kelebihan kemampuan untuk nomad maupun mobile yang tinggi, namun memiliki kekurangan kapasitas bandwidth yang lebih rendah dan rawan gangguan interferensi frekuensi radio lainnya.

BTS WiFi Tenaga Surya Dan Angin (hacknmod.com)
Pada akhirnya kita bisa melihat alternatif teknologi pelengkap balon Google bisa bervariatif, seperti OpenBTS dan tentu saja Rt/Rw.net yang telah lama menjamur di negeri ini. Open BTS dengan teknologi yang ringkas bisa dengan mudah diinstalasi dilapangan untuk fixed BTS maupun mobile BTS yang dapat digunakan seperti program MPLIK Kominfo, dengan bantuan kendaraan bermotor atau lainnya. Hal ini juga berlaku dengan teknologi WiFi yang sudah menjamur yang banyak digunakan di masyarakat entah lewat ISP maupun penggiat Rt/Rw.net yang telah sampai ke kampung-kampung di negeri ini, salah satunya seperti cerita internet hotspot di Desa Melung.[2]

Karena Teknologi WiFi pun juga bisa digunakan sebagai media untuk komunikasi dengan teknologi VoIP IPPBX yang telah banyak digunakan saat ini. Anda juga bisa membaca artikel "Membangan server VoIP" dan "VoIP Rt/Rw.net".

Bagan untuk BTS WiFi Tenaga Angin dan Surya untuk data internet dan komunikasi VoIP IPBBX (hacknmod.com)
Hingga di sini, kita bisa mendapat gambaran, bahwa Loon Project atau Balon Google bukan merupakan satu-satunya solusi teknologi yang mampu menyelesaikan masalah untuk menghadirkan akses broadband ke seluruh pelosok tanah air. Masih ada beberapa solusi teknologi lainnya seperti yang telah ditulis paragraf di atas. Sekarang tinggal bagaimana para pemangku kepentingan (stakeholder) bekerjasama mewujudkan ini semua, adalah bergantung dari kemauan regulator dan juga pemain bisnis dan komunitas bisa bersinergi satu sama lain. Penulis yakin banyak komunitas kreatif di negeri ini yang siap menyambut jika pemerintah mengeluarkan peraturan untuk kemudahan menggelar OpenBTS dan WiFi Rt/Rw.net untuk mempercepat akses komunikasi broadband ke seluruh pelosok negeri.

note:
[1]www.indotelko.com

[2]news.viva.com
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HotSpot Murah - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger