Loon Project Google (cdn.ndtv.com) |
Respon di tanah air cukup beragam, pada umumnya menyambut positif, namun sebagian lagi dengan tambahan catatan -terutama beberapa aktivis IT- Seperti Onno Purbo yang mengeluarkan unek-uneknya mengenai sikap pemerintah terhadap proyek Balon Google yang dianggap lebih mendukungnya dibanding dengan teknologi OpenBTS yang beberapa tahun sebelumnya digembor-gemborkan menjadi salah satu solusi untuk penyebaran infrastruktur komunikasi dan data internet hingga ke seluruh pelosok Indonesia dengan biaya yang relatif lebih murah dibanding BTS operator konvensional.
Selain itu Asosiasi Penyelenggara Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) pun ikut bersuara bahwa mereka dapat mendukung penuh proyek balon Google dengan syarat bahwa anggota APJII dapat ikut serta dalam penyelenggaran balon ini tidak khusus hanya bagi segelintir operator besar saja, untuk memenuhi syarat teknologi netral.[1]
cara kerja VSAT (vsat-systems.com) |
Terlepas suara-suara di atas mari bersama kita lihat sebenarnya bagaimana Balon Google ini bekerja. Secara sederhana Balon Google ini bisa dibilang bekerja mirip satelit buatan yang berfungsi menyebar sinyal seperti stasiun televisi maupun data internet. Balon ini bekerja di stratosfer dengan ketinggian sekitar 20 km dari tanah. Teknologi Satelit atau Balon Google pada prinsipnya adalah seperangkat repeater yang berfungsi melanjutkan sinyal yang ditembak dari titik pemancar di Bumi, biasanya di titik pusat maupun titik cabang terakhir yang dimiliki perusahaan operator/stasiun televisi untuk menyebarkan ke pelanggan mereka hingga ke wilayah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur kabel maupun BTS (Base Tranceiver Station) repeater konvensional. Sedangkan frekuensi yang dipancarkan balon Google bisa diatur untuk memancarkan teknologi radio 3G/4G di frekuensi 900 Mhz atau bisa frekuensi seperti 2.4 Ghz WiFi, 700 Mhz super WiFi, maupun frekuensi lainnya. Hal tersebut tergantung dari perangkat yang berfungsi sebagai repeater di balon Google tersebut.
Bagian utama balon Google tentu saja mesti ada sumber listrik, berupa baterai penyimpan yang mendapat daya dari panel surya untuk menyalakan perangkat elektronik lainnya. Bagian kedua adalah sistem pengendali otomatis balon untuk bisa bekerja dalam orbit atau titik yang ditentukan di mana balon ini bekerja dan juga sesuai jangka waktu yang ditentukan, juga untuk saling komunikasi dengan balon-balon yang lain seperti bekerja dalam mesh network. Dan bagian terakhir, tentu perangkat repeater untuk menerima dan menyebarkan kembali sinyal dari operator ke pelanggan berupa sinyal 3G/4G. Jadi secara sederhana satelit maupun balon Google ini berfungsi sebagai BTS repeater sebagaimana BTS konvensional yang digunakan operator seluler maupun Wireless ISP (Penyedia Jasa Internet) yang biasanya menggunakan teknologi WiFi nirkabel untuk menyebar koneksi internet ke pelanggan. Cara kerja sederhana ini bisa dilukiskan seperti gambar di bawah.
klik untuk memperbesar gambar (cnnindonesia.com) |
Alternatif Selain Loon Project
Dari penjelasan di atas bagaimana cara kerja balon Google ini, yang mana balon ini berfungsi layaknya BTS repeater yang melayang-layang di angkasa, tidak heran suara dari penggiat OpenBTS meminta perlakuan yang sama agar memudahkan penyelenggaraan OpenBTS secara luas di tanah air. Bagaimana OpenBTS bekerja? Secara prinsip dia bisa bekerja sebagimana BTS konvensional milik operator bekerja, namun lebih sederhana dirakit dan tentu relatif lebih murah. Bahkan perangkat OpenBTS sendiri bisa dipasang jika memang diinginkan dalam balon tersebut. Intinya balon Google hanya berfungsi sebagai tempat meletakkan perangkat BTS di udara, yang tentu jika di darat, BTS memerlukan tempat berupa tower yang tinggi untuk menyebarkan sinyal ke pelanggan. Selengkapnya Anda bisa baca di artikel "Membangun OpenBTS" dan "OpenBTS Komersial".
Operator BTS Repeater |
Wireless ISP Hotspot WiFi Repeater |
Nah dari beberapa penjelasan di atas, teknologi wireless (tanpa kabel/nirkabel) yang digunakan untuk menyebarkan akses internet dan komunikasi ke pelanggan pada hakekatnya hanya media yang membawa data untuk menggantikan media kabel tembaga maupun kabel optik (cahaya) ke pelanggan. Media nirkabel maupun kabel tentu memiliki kelebihan masing-masing, sehingga media nirkabel seperti teknologi VSAT, 3G/4G, WiFi itu berfungsi sebagai komplemen jaringan internet yang saling melengkapi. Ciri dasar fixed kabel seperti kabel optik atau tembaga memiliki kelebihan kapasitas bandwidth yang besar serta gangguan interferensi yang minim, namun sangat sulit untuk instalasi di medan yang berat seperti pegunungan, hutan, laut dan sebagainya. Sebaliknya teknologi radio nirkabel memiliki kelebihan kemampuan untuk nomad maupun mobile yang tinggi, namun memiliki kekurangan kapasitas bandwidth yang lebih rendah dan rawan gangguan interferensi frekuensi radio lainnya.
BTS WiFi Tenaga Surya Dan Angin (hacknmod.com) |
Karena Teknologi WiFi pun juga bisa digunakan sebagai media untuk komunikasi dengan teknologi VoIP IPPBX yang telah banyak digunakan saat ini. Anda juga bisa membaca artikel "Membangan server VoIP" dan "VoIP Rt/Rw.net".
Bagan untuk BTS WiFi Tenaga Angin dan Surya untuk data internet dan komunikasi VoIP IPBBX (hacknmod.com) |
note:
[1]www.indotelko.com
[2]news.viva.com
Post a Comment